D'Consulting

Dulu, dia bahkan gak sanggup beli nasi goreng dan tersisa uang seribu rupiah di dalam dompetnya. Sekarang? Hidup dari passive income 52 properti. ⁣ Bukan karena warisan. Bukan karena hoki. Tapi karena dia tahu satu hal: Gaji besar gak menjamin punya aset. ⁣ Pipo Hargianto dulu kerja dengan gaji 11x UMR. Tapi setelah baca satu buku, dia sadar: Kalau cuma ngandelin gaji, waktunya habis — aset gak pernah punya. ⁣ Resign. Gagal. Bangkrut. Tapi justru dari titik nol itu, dia bangkit. Dia belajar beli aset yang bayar dirinya sendiri. ⁣ Sekarang? Hidupnya autopilot. Aset jalan, bisnis jalan, dia punya waktu penuh buat keluarga. ⁣ 💬 Buat kamu yang masih kerja keras tapi belum punya aset, Mungkin sekarang saatnya mulai mikir: Mau sampai kapan tukar waktu buat uang? 📌 Follow untuk inspirasi bisnis dan strategi bangun aset dari kisah nyata! #BisnisProperti #PassiveIncomeIndonesia #InspirasiBisnis #MindsetPengusaha #BangunAset #KisahSukses #BisnisAutopilot #EntrepreneurIndonesia #dconsulting #konsultanbisnis #konsultanbisnisjakarta

PT Gudang Garam Tbk (GGRM), salah satu raksasa industri rokok di Indonesia, kini menghadapi tekanan keuangan yang luar biasa. Pada tahun 2024, laba bersih perusahaan ini tercatat hanya Rp981 miliar—merosot tajam hingga 91% dibandingkan puncaknya di tahun 2019 yang mencapai Rp10,8 triliun. Penurunan ini tidak hanya berdampak pada perusahaan, tapi juga memengaruhi kekayaan pribadi sang Presiden Direktur, Susilo Wonowidjojo. Dalam kurun waktu sejak 2018, total kekayaannya turun drastis hingga lebih dari 68%, atau sekitar Rp105 triliun lenyap dari nilai asetnya. Situasi ini menunjukkan betapa beratnya tantangan di sektor rokok nasional, terutama karena beban cukai yang terus meningkat. Sayangnya, kenaikan cukai ini tidak diimbangi dengan pengawasan yang ketat di lapangan. Akibatnya, rokok ilegal makin mendominasi pasar. Harganya jauh lebih murah, tampilannya mirip, bahkan rasanya pun sulit dibedakan. Bagi konsumen kelas menengah ke bawah, ini jadi pilihan yang lebih terjangkau—dan secara langsung melemahkan daya saing produsen resmi seperti Gudang Garam. Persaingan pun menjadi tidak sehat. Produk legal makin terjepit, sementara rokok ilegal semakin mudah dijumpai di banyak wilayah. Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin semakin banyak produsen resmi yang akan terancam keberlanjutannya. Bagi para pemilik usaha, kisah ini menyimpan pelajaran penting. Ketika kebijakan eksternal berubah dan pengawasan pasar melemah, satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan meningkatkan daya saing dari dalam. Jangan hanya mengandalkan harga sebagai senjata utama—bangun nilai tambah, perkuat brand, dan adaptasikan strategi secara cepat. Bahkan bisnis besar pun bisa terpukul jika terlalu nyaman di zona aman. Maka sebagai pelaku usaha, penting untuk terus waspada, fleksibel, dan siap menghadapi tekanan dari arah manapun. #dconsulting #konsultanbisnis #gudanggaram #laba #biznisup #levelup